A. Sistem Kerja
Neutron merupakan partikel yang tidak bermuatan
listrik seperti elektron dan proton. Karena tidak bermuatan, neutron tidak
dapat menyebabkan ionisasi secara langsung terhadap materi yang dikenai atau
dilewatinya. Namun demikian, apabila neutron berinteraksi dengan materi,
neutron akan menyebabkan ionisasi sekunder.
Dengan melakukan deteksi/pengukuran terhadap
partikel/ion hasil dari proses ionisasi sekunder, inilah pengukuran terhadap
radiasi neutron dapat dilakukan. Neutron cepat (fast neutron) dapat
dideteksi melalui hasil interaksinya dengan bahan-bahan yang banyak mengandung
atom hidrogen. Jenis interaksi antara neutron dengan inti atom hidrogen adalah
tumbukan elastis. Tumbukan elastis antara neutron dengan inti atom hidrogen
akan mengeluarkan partikel proton dari inti atom.
Deteksi terhadap neutron dilakukan dengan ionisasi
yang dilakukan oleh proton yang keluar dari inti atom hidrogen akibat tumbukan
ini. Untuk deteksi neutron cepat sering digunakan alat ukur proporsional dengan
bahan isian yang memiliki kadar atom hidrogen yang tinggi, seperti polietilin.
Peralatan ini memiliki kepekaan yang sangat rendah dan sulit untuk melakukan
pengukuran di bawah laju dosis radiasi 50 µSv/jam.
Interaksi nuklir yang sering terjadi, yang digunakan
dalam deteksi neutron adalah reaksi antara neutron dengan bahan boron-10 dan
lithium-6. Boron- 10 memiliki penampang lintang tangkapan yang tinggi (4010
barn) terhadap neutron termik. Interaksi antara neutron dengan kedua bahan ini
menghasilkan radiasi partikel alfa. Partikel alfa ini yang akan melakukan
ionisasi terhadap bahan detektor.
Neutron termik dapat dideteksi pula dengan
memanfaatkan interaksi antara neutron dengan helium-3 yang menghasilkan proton
dan tritium. Sistem pendeteksian ini lebih disukai dibandingkan dengan
pendeteksian yang menggunakan gas boron-10, karena reaksi ini tidak sensitif
terhadap gangguan sinar gamma. Dalam daerah yang memiliki radiasi campuran
sinar gamma dan neutron, lebih mudah melakukan pengukuran neutron dengan
menggunakan detektor proporsional. Tiga jenis interaksi yang pertama disebutkan
merupakan interaksi neutron yang sering terjadi pada neutron dengan energi
kira-kira/kurang dari 0,5 eV. Neutron dengan tenaga ini disebut sebagai neutron
lambat
B. Jenis detektor neutron
1.
Boron trifluoride
proportional counter
Gas Boron trifluoride,
diperkaya dengan boron-10 digunakan dalam penghitung proporsional isian gas.
Pada prinsipnya, detektor jenis ini sangat peka/sensitif untuk mengukur radiasi
neutron termik, dan tidak sensitif untuk neutron cepat. Apabila detektor ini
digunakan untuk mendeteksi neutron dengan energi intermediate dan cepat
(energinya di atas 1 MeV), detektor ini harus ditambahkan dengan dikelilingi
oleh bahan pemoderasi neutron, seperti polyethylene, untuk mengurangi
energi/kecepatan neutron cepat menjadi neutron termal. Filter yang terbuat dari
bahan cadmium dapat ditambahkan untuk lebih menyeragamkan respon energi.
Detektor ini dapat digunakan untuk mengukur radiasi neutron dengan energi mulai
dari energi thermal sampai dengan energi 10 MeV. Detektor ini dapat dipakai
untuk membedakan laju dosis neutron termik dan neutron cepat di medan radiasi
neutron campuran dengan memodifikasi teknik pengukuran sebagai berikut:
•
Jika detektor ini
dipakai untuk pengukuran langsung (tanpa ditambah bahan moderator), maka akan
terpantau oleh detektor hanyalah laju dosis neutron termik saja;
•
Jika detektor ini
diberikan bahan tambahan moderator polietilin dan dilapisi lempeng filter bahan
cadmium, maka neutron termik akan terserap oleh bahan filter cadmium, sehingga
yang terdeteksi hanya neutron cepat saja.
2.
Boron lined
proportional counter
Boron digunakan sebagai
pelapis (liner) di dalam dinding proportional
counter yang memungkinkan dikatakan sebagai proportional gas daripada boron trifluoride. Namun untuk tingkat stabilitasnya tidak sebaik stabilitas yang dimiliki oleh boron trifluoride proportional counter.
counter yang memungkinkan dikatakan sebagai proportional gas daripada boron trifluoride. Namun untuk tingkat stabilitasnya tidak sebaik stabilitas yang dimiliki oleh boron trifluoride proportional counter.
3.
Helium
proportional counter
Helium propotional
counter menggunakan helium sebagai bahan target radiasi partikel neutron dan
sebagai gas isian dalam detektor. Dalam hal aspek-aspek yang lainnya, jenis
detektor ini sama dengan detektor jenis boron trifluoride proportional counter.
4. Gas recoil
proportional counter Neutron dengan tingkat energi di atas 500 keV dapat
dideteksi dengan menggunakan proportional counter yang diisi dengan gas seperti
methane yang berisi porsi lebih banyak atom hidrogen, neutron cepat akan
bertumbukan dengan atom hidrogen. Secara alternatif, atom hidrogen dapat
diperoleh dengan menggunakan bahan seperti polyethylene pada dinding counter. Counter
ini ditutup/dilapisi dengan lembaran tipis cadmium yang akan meng-absorp
neutron slow dan neutron thermal.
5.
Superheated drop
detector
Superheated drop detector
berisi microscopic liquid drops dalam bahan seperti gel. Neutron yang datang
akan memberikan energinya pada liquid drops tersebut untuk membuatnya mendidih
dengan cepat dan berubah menjadi butiran-butiran/gelembung. Terdapat audible
pop yang dikumpulkan dan direkam dengan menggunakan peralatan tertentu.
Cartridge yang berisi superheated liquid harus diganti pada saat seluruh drops
telah mendidih.
Pengukuran laju dosis ekuivalen dari neutron sulit untuk
dilakukan karena faktor kualitas untuk neutron ini cukup bervariasi tergantung
pada energinya. Salah satu alat yang dapat secara langsung dapat mengukur laju
dosis ekuivalen dari neutron adalah neutron rem meter. Alat ini pada umumnya
digunakan untuk pendeteksian neutron di instalasi nuklir. Alat ini dapat
dipasang pada posisi yang tetap atau dapat juga bersifat portable.
\
referensi: alat ukur radiasi BAPETEN
0 komentar:
Posting Komentar