Radioterapi dengan Proton |
Proton memberikan banyak harapan pada para ahli radiologi untuk pengobatan kanker dengan ketepatan tinggi. Sejak tahun 1946, fisikawan Robert Wilson dari Harvard telah menyadari kemungkinan pemanfaatan proton untuk tujuan pengobatan. Wilson mengamati bahwa berkas proton dengan energi tertentu bergerak menempuh garis lurus dengan panjang jejak relatif sama. Hal ini berarti jika berkas proton ditembakkan ke organ tubuh, volume organ yang teradiasi proton itu adalah seluas berkas proton dikalikan panjang jejaknya di dalam tubuh.
Wilson juga
mengamati bahwa berkas proton akan kehilangan sebagian besar energinya pada
akhir lintasannya. Oleh sebab itu, berkas proton akan memberikan sebagian besar
dosis radiasinya pada organ tubuh di akhir lintasannya. Sifat ini dapat dimanfaatkan
untuk mengkonsentrasikan sebagian besar dosis radiasi proton pada suatu daerah
di mana kanker bersarang. Dengan teknik ini, sel-sel di permukaan tubuh yang
dilalui berkas proton tidak banyak mengalami kerusakan. Jadi proton akan jauh lebih
efektif dibandingan dengan sinar-X maupun gamma jika dipakai untuk radioterapi kanker
yang bersarang di kedalaman jauh di bawah permukaan tubuh.
Berkas proton
memiliki banyak kelebihan untuk digunakan dalam radioterapi kanker. Kelebihan pertama adalah bahwa panjang jejaknya di dalam tubuh sangat
ditentukan oleh besar energi yang dimilikinya. Semakin besar energi proton, akan semakin
panjang lintasannya. Sifat ini sangat menguntungkan karena pemberian dosis radiasi pada
kanker yang bersarang di kedalaman tubuh dapat diatur melalui pengaturan energi
proton yang akan ditembakkan ke sasaran itu. Dengan pengaturan energi yang
tepat, berkas proton mampu mencapai tempat dimana kanker bersarang dan akan menyerahkan sebagan besar energinya ke sasaran yang dituju.
Dengan teknik ini, sel-sel normal yang dilalui berkas proton yang berada di
antara permukaan tubuh dan tempat kanker bersarang tidak akan banyak mengalami
kerusakan.
Kelebihan
kedua adalah proton merupakan partikel nuklir bermuatan positif sehingga dapat dipercepat di dalam akselerator. Mempercepat gerak proton
ini bertujuan untuk mendapatkan proton dengan energi sesuai dengan yang diinginkan.
Karena dapat dipercepat, maka energi proton dapat diatur sedemikian rupa disesuaikan
dengan kedalaman organ dimana kanker bersarang
Kelebihan
berkas proton yang paling utama dan tidak dimiliki oleh teknik radioterapi
kanker lainnya adalah bahwa berkas proton dapat diarahan secara tepat menuju sasaran.
Karena proton bermuatan listrik, maka berkas itu dapat diarahkan dengan medan
magnet dari luar. Itulah sebabnya, proton dapat dipakai untuk radioterapi
kanker yang bersarang dalam organ tubuh yang sangat sensitif seperti mata dan
otak. Karena gerakan proton dapat diarahkan, maka proton tidak akan mengalami
banyak hamburan ketika bertabrakan dengan inti atom sel-sel dalam tubuh. Dengan
demikian para dokter dapat memberikan dosis proton kepada pasien dalam jumlah
besar tanpa ada rasa takut akan timbulnya efek samping terhadap selsel normal di sekelilingnya. Dalam
radioterapi dengan proton ini, dosis radiasi yang diberikan kepada pasien bisa
tiga kali lebih besar dibandingkan jika radioterapi dilakukan dengan sinar-γ.
Beberapa pusat
riset fisika nuklir seperti Harvard (AS), Uppsala (Swedia) dan Louvain-La-Neuva (Belgia) telah melengkapi akseleratornya dengan berkas
proton untuk radioterapi kanker. Pelaksanaan radioterapi kanker dengan proton telah diuji
coba di beberapa negara. Inggris sejak tahun 1989 telah mengoperasikan akselerator proton di pusat riset nuklir Douglas Cyclotron Centre. Pasien penderita
kanker mata ocular melanoma mengalami pengobatan di tempat ini.
Di Harvard juga telah berhasil dilakukan pengobatan pasien chordoma, sejenis kanker yang merusak batang otak.
Jepang juga memiliki fasilitas radioterapi dengan proton di pusat riset nuklir Universitas
Tsukuba dan berhasil mengobati pasien kanker dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar